Rabu, Mei 27, 2009

Tujuan Hidup (Purpose of Life)

Translate to : by

(Scroll down for English Version)

Sebuah wawancara menakjubkan dengan Rick Warren, penulis "Purpose Driven Life" dan Pastor dari Saddleback Church di Kalifornia. Isterinya menderita kanker tapi saat ini dia juga memiliki "kekayaan" dari hasil penjualan bukunya.



Dalam wawancara dengan Paul Bradshaw ini, Rick Warren berkata:

Orang-orang bertanya kepada, apakah tujuan hidup kita? Maka saya menjawab demikian :

Sederhananya, hidup adalah persiapan menuju kekekalan. Kita dibentuk untuk hidup selama-lamanya dan Tuhan ingin kita bersama-sama dengan-Nya di surga. Suatu hari nanti jantung saya akan berhenti berdetak dan itu adalah akhir dari tubuh jasmani saya -- tapi bukan akhir bagi saya. Saya mungkin akan hidup 60 sampai 100 tahun di bumi, tapi saya akan menghabiskan ber-triliun-triliun tahun di dalam kekekalan. Hidup ini adalah pemanasan, sebuah gladi bersih. Di bumi, Tuhan ingin kita berlatih melakukan segala sesuatu yang akan kita lakukan selamanya dalam kekekalan nanti. Kita dibuat oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Sampai kita mengerti hal itu, kita tidak akan mengerti arti hidup.

Hidup adalah deretan persoalan. Apakah saat ini kita sedang mengalami persoalan atau baru saja keluar dari persoalan atau sedang akan memasuki sebuah persoalan. Alasan dari keadaan ini adalah karena Tuhan lebih tertarik untuk membentuk karakter kita dibanding membuat kita nyamanan. Tuhan lebih tertarik membuat hidup kita kudus dibanding membuat hidup (sementara) kita senang. Kita tentu bisa mengalami kesenangan di dalam dunia ini, tapi itu bukanlah tujuan hidup. Tujuan hidup adalah karakter yang bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Tahun-tahun ini adalah tahun-tahun paling luar biasa dalam hidup saya dan sekaligus tahun-tahun terberat dalam hidup saya. Karena Kay, isteri saya, terkena kanker. Dulu saya berpikir bahwa hidup itu adalah bukit-bukit dan lembah-lembah -- terkadang kita di lembah yang dalam kemudian naik ke puncak yang tinggi kemudian kembali lagi ke lembah dan seterusnya. Tapi sekarang saya tidak percaya lagi dengan hal itu. Sekarang saya memandang hidup seperti dua buah rel kereta api yang sejajar. Selama hidup ini akan selalu ada rel yang baik di samping rel yang buruk. Sebaik apapun kondisi kita pastilah ada hal-hal kurang baik yang harus kita hadapi dan selesaikan. Sebaliknya, seburuk apapun kondisi kita pastilah ada hal-hal baik membuat kita bersyukur kepada Tuhan.

Kita bisa memilih untuk berfokus pada tujuan atau berfokus pada masalah. Jika kita berfokus pada masalah maka kita dapat terjebak pada hidup yang berfokus pada diri sendiri (self-centeredness). Yang kita pikirkan hanya "kesulitanku, masalahku, penderitaanku". Sesungguhnya, cara termudah untuk menyingkirkan penderitaan adalah berhenti berpikir tentang diri sendiri dan mulai berfokus pada Tuhan dan orang lain. Kami menemukan bahwa sekalipun ratusan atau ribuan orang berdoa untuk kesembuhan Kay, Tuhan tidak akan membuat nya sembuh atau meringankan cobaan yang harus dialaminya. Tentu hal ini sangat berat bagi Kay, tapi melalui keadaan ini karakternya semakin diperkuat, Tuhan memberinya pelayanan baru untuk menolong orang lain, memberikan pengalaman untuk disaksikan dan membawa dia lebih dekat kepada Tuhan dan sesama.

Kita harus belajar untuk menghadapi kondisi baik maupun kondisi buruk. Seringkali kondisi baik sebenarnya lebih sulit dihadapi daripada kondisi buruk. Contohnya adalah ketika, tanpa diduga, buku saya terjual sampai 15 juta kopi sehingga membuat saya kaya mendadak. Kejadian ini juga membawa ketenaran yang sebelumnya tidak pernah saya hadapi sama sekali. Saya pikir Tuhan tidak memberikan kekayaan atau ketenaran untuk memuaskan keinginan pribadi kita atau membuat hidup kita jadi lebih mudah. Jadi saya mulai bertanya kepada Tuhan apa yang Dia inginkan untuk saya lakukan dengan kekayaan, ketenaran dan pengaruh yang saya terima. Dan Tuhan memberikan dua buah pasal yang membantu saya menentukan apa yang harus saya lakukan yaitu 2 Korintus 9 & Mazmur 72.

Pertama, sekalipun ada begitu banyak uang yang keluarga kami miliki, kami tidak mengubah sedikit pun gaya hidup kami. Kami tidak membuat pengeluaran besar saat itu. Kedua, sejak pertengahan tahun lalu, saya berhenti menerima gaji dari gereja. Ketiga, kami mendirikan sebuah lembaga The Peace Plan untuk menanam gereja-gereja, memperlengkapi pemimpin, membantu orang yang tidak mampu, merawat yang sakit dan mendidik generasi berikutnya. Keempat, saya memberikan persembahan kepada gereja sejumlah persembahan yang saya terima dari gereja selama 24 tahun. Sangatlah merdeka rasanya ketika kita bisa melayani Tuhan tanpa menerima upah materi apapun.

Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah saya hidup untuk kepemilikan materi? popularitas? Apakah saya dikendalikan oleh tekanan? Perasaan bersalah? Kekecewaan? Materialisme? Atau dikendalikan oleh tujuan Tuhan bagi hidup saya?

Ketika saya bangun di pagi hari, saya duduk di sampin tempat tidur saya dan berdoa: "Tuhan, seandainya pun saya tidak berhasil menyelesaikan apapun hari ini, satu hal yang saya ingin yaitu mengenal-Mu dan mengasihi-Mu lebih baik lagi". Tuhan tidak menciptakan saya hanya untuk mengerjakan sederet daftar pekerjaan di bumi. Tuhan lebih tertarik pada diri saya daripada apa yang saya kerjakan. Itulah sebab nya manusia disebut "human beings" bukannya "human doings".

Saat bahagia, pujilah Tuhan.
Saat susah, carilah Tuhan.
Saat hening, sembahlah Tuhan.
Saat menderita, percayalah kepada Tuhan.
Setiap saat, bersyukurlah kepada Tuhan.



(English - original version)

This is an absolutely incredible interview with Rick Warren , "Purpose Driven Life " author and pastor of Saddleback Church in California. His wife now has cancer, and he now has "wealth" from the book sales.



In the interview by Paul Bradshaw with Rick Warren, Rick said:

People ask me, What is the purpose of life? And I respond:

In a nutshell, life is preparation for eternity. We were made to last forever, and God wants us to be with Him in Heaven. One day my heart is going to stop, and that will be the end of my body-- but not the end of me. I may live 60 to 100 years on earth, but I am going to spend trillions of years in eternity. This is the warm-up act - the dress rehearsal. God wants us to practice on earth what we will do forever in eternity. We were made by God and for God, and until you figure that out, life isn't going to make sense.

Life is a series of problems: Either you are in one now, you're just coming out of one, or you're getting ready to go into another one.The reason for this is that God is more interested in your character than your comfort. God is more interested in making your life holy than He is in making your life happy. We can be reasonably happy here on earth, but that's not the goal of life. The goal is to grow in character, in Christ likeness.

This past year has been the greatest year of my life but also the toughest, with my wife, Kay, getting cancer. I used to think that life was hills and valleys - you go through a dark time, then you go to the mountaintop, back and forth. I don't believe that anymore. Rather than life being hills and valleys, I believe that it's kind of like two rails on a railroad track, and at all times you have something good and something bad in your life. No matter how good things are in your life, there is always something bad that needs to be worked on. And no matter how bad things are in your life, there is always something good you can thank God for.

You can focus on your purposes, or you can focus on your problems. If you focus on your problems, you're going into self-centeredness, "which is my problem, my issues, my pain." But one of the easiest ways to get rid of pain is to get your focus off yourself and onto God and others. We discovered quickly that in spite of the prayers of hundreds of thousands of people, God was not going to heal Kay or make it easy for her. It has been very difficult for her, and yet God has strengthened her character, given her a ministry of helping other people, given her a testimony, drawn her closer to Him and to people.

You have to learn to deal with both the good and the bad of life. Actually, sometimes learning to deal with the good is harder. For instance, this past year, all of a sudden, when the book sold 15 million copies, it made me instantly very wealthy. It also brought a lot of notoriety that I had never had to deal with before. I don't think God gives you money or notoriety for your own ego or for you to live a life of ease. So I began to ask God what He wanted me to do with this money, notoriety and influence. He gave me two different passages that helped me decide what to do, II Corinthians 9 and Psalm 72.

First, in spite of all the money coming in, we would not change our lifestyle one bit. We made no major purchases. Second, about midway through last year, I stopped taking a salary from the church. Third, we set up foundations to fund an initiative we call The Peace Plan to plant churches, equip leaders, assist the poor, care for the sick, and educate the next generation. Fourth, I added up all that the church had paid me in the 24 years since I started the church, and I gave it all back. It was liberating to be able to serve God for free.

We need to ask ourselves: Am I going to live for possessions? Popularity? Am I going to be driven by pressures? Guilt? Bitterness? Materialism? Or am I going to be driven by God's purposes(for my life)? When I get up in the morning, I sit on the side of my bed and say, God, if I don't get anything else done today, I want to know You more and love You better. God didn't put me on earth just to fulfill a to-do list. He's more interested in what I am than what I do. That's why we're called human beings, not human doings.

Happy moments, PRAISE GOD.
Difficult moments, SEEK GOD.
Quiet moments, WORSHIP GOD.
Painful moments, TRUST GOD.
Every moment, THANK GOD.

1 komentar:

Echa 7:56 PM  

kalau mau jujur,kk setuju dgn kata2 b'rival dimilis ttg ini =D

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

  © Blogger template 'A Click Apart' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP